Ibu dan Balita |
Berat badan bayi selalu dikaitkan dengan kesehatan. Apakah ibu juga menganggap hal tersebut? Jika ya, maka ibu perlu mengetahui penjelasan berikut ini.
Pada dasarnya, masyarkat harus mendapatkan penjelasan yang
sejelas-jelasnya bahwa berat badan itu tidak selalu berkaitan dengan kesehatan
bayi lho. Setidaknya, hal tersebut tidak lantas membuat mereka panik setiap
kali berat badan bayi turun.
Ibu pun perlu mengetahui hal tersebut agar ibu tidak melakukan hal-hal
yang mungkin dianggap bisa menaikkan berat
badan bayi padahal hal tersebut sebenarnya tidak perlu dilakukan. Berikut
ulasan selengkapnya.
Berat Badan Tidak Selalu Menggambarkan Kesehatan Bayi
Ada satu pertanyaan harus dijawab pertama kali. Apakah nutrisi itu
100% mempengeruhi berat badan bayi?
Silakan ibu pikirkan dulu jawabannya. Apakah nutrisi itu sangat berpengaruh
terhadap berat badan dan tidak ada hal yang mempengaruhi?
Jika jawaban ibu tidak, maka ibu sekarang setidaknya akan lebih mudah
untuk mencerna penjelasan selanjutnya. Betul sekali jika ibu menganggap nutrisi
bukanlah satu-satunya faktor yang mempengaruhi berat badan. Ada faktor lain,
yaitu genetik.
Itulah mengapa ibu tidak boleh membandingkan si kecil dengan bayi yang
lain. Pasalnya, banyak ibu yang underestimate
ketika sang buah hati terlihat lebih kurus, lebih kecil, dan berat badannya
lebih rendah. Lihat dulu dong bagaimana ibu sendiri. Apakah ibu dan juga suami
ibu memiliki tubuh yang besar? Nah itu harus diperhatikan juga.
Lebih dari itu, tidak semua kasus di mana berat badan bayi turun itu berarti kesehatannya kurang baik lho.
Berat badan bayi itu sangat fluktuatif. Jika kenaikan atau penurunannya masih
normal, maka ibu tidak perlu khawatir. Ibu tidak harus memberikan asupan
nutrisi tambahan, misalnya.
Ada stigma di masyarakat yang kurang kurang tepat namun dipercaya.
Bayi dikatakan sehat jika berat badannya tinggi. Jadi, semakin gemuk bayi maka
bayi tersebut semakin sehat. Padahal, setiap orang tua kan sudah diberi KMS atau
kartu menuju sehat dari puskesmas atau rumah sakit. KMS tersebut terdapat
catatan bagaimana perkembangan sang buah hati. Asalkan grafik kurva berat badan bayi tidak melampaui batas
normal, maka si kecil dikatakan sehat.
Sayangnya, stigma tersebut dipercaya dan diamini oleh kebanyakan
masyarakat sehingga ketika melihat bayinya kecil dan kurus, mereka langsung
memberikan tambahan makanan, mengganti susu formula, dan lain sebagainya.
Semuanya dilakukan agar si kecil kelihatan gemuk. Jelas cara tersebut bukanlah
cara yang tepat. Oleh sebab itu, harus dipahami betul bahwa berat badan bayi yang turun itu tidak
selamanya menandakan bahwa kesehatannya terganggu.
Kapan Ibu Harus Merasa Khawatir?
Ibu sekarang sudah paham bukan kenapa berat badan bayi itu tidak melulu mendandakan kesehatan bayi? Akan
tetapi, ada situasi di mana ibu harus waspada dan ibu perlu memberikan
penanganan khusus, yaitu ketika berat badan sang buah hati turun drastis.
Ibu bisa lihat grafik kurva berat badan si kecil setiap kali pulang
dari posyandu. Apakah terjadi penurunan terus menerus dan sangat signifikan?
Jika ya, maka ibu perlu untuk berkonsultasi dengan dokter anak segera. Karena
ibu harus tahu riwayat kesehatan bayi ibu itu sangat menentukan perkembangan balita nanti lho.
Silakan ibu mencari tahu makanan apa yang penting untuk menaikkan
berat badan sang buah hati. Saat usianya 1 tahun, ibu juga harus lebih rajin
mencari informasi seputar gizi balita karena masalah berat badan anak pada saat balita itu lebih sering terjadi.
Demikian informasi yang layak untuk ibu ketahui. Pastikan ibu tidak
panik dulu jika menemukan berat badan bayi turun ya.
No comments:
Post a Comment